Mendengar kata ’inovasi’, pada umumnya kita membayangkan sesuatu yang berbeda,sesuatu yang baru, yang merupakan terobosan.
Walaupun memang tiap-tiap orang, apabila ditanya lebih jauh,akan menjawab berbeda dari satu ke yang lain karena mempunyai persepsi berbeda pula. Peter Drucker, bapak manajemen modern, berkata, “Entrepreneurs innovate. Innovation is the specific instrument of entrepreneurship. It is the act that endows resources with a new capacity to create wealth.” Tentu saja pendapatnya sangat diamini oleh para entrepreneur. Para entrepreneur sangat akrab dengan inovasi.Inovasilah yang mengantarkan seorang entrepreneur menjadi sukses. Memang rasanya kaum bisnislah yang paling piawai memanfaatkan hasil dari sebuah inovasi. Dengannya sebuah perusahaan dapat bertahan dan terus berkembang.
Untuk apa bersusah-payah berinovasi kalau pada akhirnya tidak dimanfaatkan bagi kepentingan perusahaan, bukan? Inovasi identik dengan sesuatu yang lain dari yang lain.Entah itu produk atau jasa pelayanan ataupun sebuah proses dalam menghasilkan salah satu atau keduanya. Inovasi juga identik dengan sesuatu yang baru—berbeda dari sebelumnya—dan yang kreatif. Inovasi juga merupakan sesuatu yang revolusioner— bukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Inovasi harus orisinal—bukan merupakan kopian, yang lahir dari pemikiran, inspirasi atau ilham, sekalipun pada waktu dilontarkan atau diluncurkan belum sempurna.
Arthur Kestler (1905– 1983), seorang penulis dan jurnalis Inggris kelahiran Hongaria berkata,“The principal mark of genius is not perfection but originality, the opening of new frontiers.Orang-orang jenius biasanya sangat inovatif; sebaliknya, sebuah inovasi bukan monopoli orang jenius semata. Walau tidak sedikit pemikiran atau ide inovasi datangnya pada saat tidak diduga; penemuan yang inovatif ternyata juga dapat dikembangkan melalui proses percobaan yang cukup memakan waktu dan energi. Kita sudah sering mendengar cerita tentang Thomas Alfa Edison (1847–1931). Bukan saja dia seorang inventor— penemu—namun juga seorang inovator—pembawa pembaruan.
Apa yang Edison katakan atas semua karyanya, termasuk listrik dan telepon jarak jauh yang kita nikmati sekarang, adalah bahwa semua itu 99 persen merupakan hasil keringat dan hanya satu persen merupakan inspirasi. Semakin banyak melakukan percobaan semakin besar kemungkinannya untuk menemukan sesuatu yang baru. Inovasi sesungguhnya bukan hanya menjadi milik dan dimanfaatkan dalam bisnis, namun juga dalam kehidupan pribadi kita,organisasi,dan dalam skala yang lebih besar dalam kehidupan bernegara— bahkan dunia. Contohnya mengganti pemerintahan yang korup, diktator, dan memenangkan pemilu dengan penggalangan suara melalui SMS.
Apa manfaat inovasi?
Tentu saja sebuah inovasi digali dan dikembangkan dengan maksud dan tujuan antara lain untuk menghasilkan produk atau jasa pelayanan yang lebih canggih, lebih mutakhir, lebih ringan, lebih cepat, lebih mudah, lebih lengkap, lebih produktif, dan lainnya. Dengan kata lain, jauh lebih baik dari yang pernah kita atau orang lain lakukan sebelumnya. Bagi perusahaan, inovasi merupakan sebuah faktor dalam memenangkan persaingan dengan berbagai kelebihan atau keunggulan hasil inovasinya. Antara inovasi dan kreatif berjalan saling bergandeng tangan.
Tidak ada inovasi tanpa kreativitas, sekalipun sebaliknya bisa saja terjadi,kreativitas tanpa inovasi. Jadi diperlukan orang-orang atau tim yang mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Inovasi tidak selalu datang seketika, sering pula diperlukan waktu yang cukup panjang dan memerlukan percobaan berkali-kali, trial and error, oleh karena itu diperlukan kesabaran dan kegigihan seperti yang dilakukan Edison. Pengembangan dalam menuju inovasi perlu proses yang memakan waktu,biaya,dan pemikiran yang mendalam. Bukan saja dari seorang,tapi dari sebuah tim.
Inovasi tidak boleh berhenti, melainkan suatu usaha yang harus terus-menerus dilakukan. Karena begitu kita berhenti,orang lain yang akan melakukannya dan kita yang akan ditinggalkan. Selamat berinovasi.Tiada henti!
ELIEZER H HARDJO, PHD, CM
Anggota Dewan Juri ReBi & Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
No comments:
Post a Comment