Mau Investasi di Reksa Dana, Jangan Ganggu Lifestyle
Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto mengungkapkan jika ingin berinvestasi dalam bentuk reksa dana, jangan sampai mengganggu kehidupan lifestyle.
"Saya anjurkan, jika ingin berinvestasi dalam bentuk reksa dana jangan sampai mengganggu lifestyle," saran Abiprayadi, saat pelatihan edukasi kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu(2/2/2011).
Apa yang dimaksudkan lifestyle? Dia mencontohkan jika Anda terbiasa makan tiga kali sehari, menjadi makan dua kali sehari karena berinvestasi dalam bentuk reksa dana ini.
Adapun pengertian reksa dana sendiri adalah suatu sarana atau wadah investasi yang terdiri dari sekumpulan efek (saham, obligasi, atau efek lainnya) yang dimiliki oleh investor. Kemudian dikelola oleh manajer profesional, disimpan dan diadministrasi oleh bank kustodian, dan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK.
Selain itu, Abi mengungkapkan ada beberapa jenis reksa dana, yaitu reksa dana pasar uang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun, reksa dana pendapatan tetap dengan jangka waktu 1-3 tahun, reksa dana saham dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun, reksa dana campuran dengan jangka waktu lebih dari tiga tahun, dan reksa dana terporteksi dengan jangka waktu enam bulan sampai dengan lebih dari tiga tahun.
Manfaat investasi melalui reksa dana antara lain, nilai investasi awal yang relatif rendah, investasinya sudah terdiversifikasi, efisien dalam hal waktu dan biaya karena dikelola oleh manajer investasi profesional, lalu dapat dialihkan ke reksa dana lain dengan sangat mudah.
Dia menambahkan, ada beberapa jenis atau karakter investor, antara lain bersikap konservatif yaitu keamanan dana menjadi prioritas utama, meskipun tetap mengharapkan investasinya tumbuh secara memadai misalnya lebih baik dari tingkat inflasi.
Lalu kedua, moderat. Yaitu, mempunyai toleransi untuk mengalami kerugian sebagai imbalan untuk memperoleh peningkatan dalam jangka panjang. Ketiga adalah agresif, yaitu investor yang memiliki toleransi untuk mengalami kerugian besar dalam jangka pendek (dibandingkan dengan umumnya investor lain) namun dengan tujuan untuk memperoleh laba yang substansial.
No comments:
Post a Comment