Saturday, April 9, 2011

Tsunami Jepang Antarkan Hot Money ke Indonesia

 
GEMPA besar yang melanda Jepang akhir pekan lalu dengan kekuatan 8,9 Skala Richter (SK) telah mengguncangkan bursa dan pasar finansial dunia. Bagaimana tidak? Gempa ini merupakan gempa yang sangat besar setelah gempa yang terjadi di Kobe, Jepang, pada 1995 lalu.

Gempa kali ini juga membawa indeks Nikkei jatuh hingga menyentuh level 8.200. Padahal empat hari sebelumnya Nikkei masih bergerak di level 10.000–10.200. Penurunan ini lebih besar daripada saat gempa di Kobe terjadi yang saat itu Nikkei hanya jatuh sekitar tujuh persen. Penurunan bursa Jepang yang mencapai 22 persen ini juga menyeret bursa regional Asia, Eropa,dan Amerika ikut terkoreksi dengan dalam.

Memang ini adalah hal wajar.Sebab,banyak perusahaan besar mendirikan cabang atau pabrik di Jepang. Bursa Indonesia pun tidak luput dari koreksi market. Beruntung tekanan beli dari para fund manager masih sanggup membuat IHSG bertahan di atas level 3.500. Jika ingin melihat dampak secara langsung terhadap perekonomian Indonesia, rasanya terlalu cepat dan butuh penelitian lebih lanjut.

Namun, yang jelas beberapa emiten blue chip di Indonesia memiliki kaitan erat dengan Jepang ini. Sebut saja seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) yang harga sahamnya langsung terjun bebas dari level Rp23.900 hingga sempat menyentuh low di level Rp21.400 hanya dalam waktu tiga hari. Begitu juga dengan harga saham PT Hexindo Adiperkasa (HEXA) yang jatuh dari level Rp6.950 hingga sempat menyentuh low di level Rp5.950 juga dalam kurun waktu sama.

Produk UNTR adalah Komatsu yang memang mengalami kehancuran pabrik yang cukup besar. Namun, penurunan saham UNTR merupakan tindakan yang sangat berlebihan dari para investor terhadap ekspektasi kinerja perseroan yang akan menurun karena terganggunya produksi alat berat Komatsu. Sementara itu, HEXA merupakan distributor alat berat merek Hitachi yang sudah pasti juga mengalami gangguan produksi akibat gempa dan tsunami.

Mengenai dampak negatif bencana Jepang, manajemen UNTR masih belum bisa memperkirakan dampak yang akan terjadi terhadap perseroan. Perseroan belum mendapat penjelasan langsung dari pihak Komatsu mengenai rusaknya empat dari tujuh pabrik alat berat tersebut di Jepang akibat gempa dan tsunami. Ini juga termasuk dampak terhadap turunnya produksi.

ASII lebih beruntung.Pasalnya, Manajemen ASII menuturkan bahwa produksi mobil Astra bukan di Jepang,melainkan di Thailand dan Indonesia. Manajemen ASII juga mengatakan, ada kemungkinan ekspor mobil yang terganggu.Perseroan mengekspor 1.000 unit per bulan ke Jepang.Perseroan juga mengekspor mobil ke negara Asean,Timur Tengah, dan Afrika Selatan. Chief of Corporate Commnuication PT Astra International (ASII) Arief Istanto mengatakan, dampak gempa bumi 9 SR yang terjadi di Jepang pada Jumat (11/3) lalu terhadap produksi kendaraan roda empat dan roda dua Astra masih kecil.

Tercatat hanya pembuatan komponen mobil Toyota Crown yang dilakukan di Jepang,sedangkan sisanya banyak diproduksi di Indonesia. Mobilmobil lainnya seperti Innova dan Avanza menggunakan komponen yang diproduksi di Indonesia dan Thailand. Bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang diperkirakan tidak berdampak negatif terhadap kinerja bursa domestik. Sebab, akan terjadi capital inflow pada bursa-bursa di kawasan Asia Tenggara.

Ini karena banyak investor yang menarik dana dari bursa Jepang mengantisipasi dampak bencana yang akan mengganggu aktivitas ekonomi negara tersebut. Apalagi para fund manager yang keluar dari Jepang akan mengalihkan incaran mereka ke pasar negara berkembang seperti Indonesia. Dengan demikian, ini akan sangat menguntungkan kita yang akan kembali ada inflowmasuk ke dalam market.Selain itu, juga karena harga minyak yang kembali melorot di bawah USD100 per barel bisa sedikit menenangkan para investor terkait angka inflasi pada Maret 2011 ini.

Technical Analysis Monthly Chart IHSG
IHSG masih dalam trend bullish jika dilihat menggunakan monthly chart. Terlihat bahwa garis trend line support yang sudah terbentuk sejak crash 2008 masih menjaga IHSG di kisaran level support 3.300. Pada Maret ini IHSG akan coba menentukan nasibnya hingga akhir tahun 2011. Dengan posisi yang sudah sangat kritis ini akan berubah menjadi buruk bila IHSG menembus 3.300.

Sebaliknya bila mampu mengakhiri Maret di atas level 3.300, IHSG berpotensi kembali mengetes highnya di tahun ini. Moving average (MA) 5 Months dengan MA 20 Months juga masih dalam trend golden cross. Namun, stochastic secara monthly sudah mengalami death cross dan keluar dari overbought area.Ini menandakan kemungkinan akan ada tekanan jual dalam jangka pendek ini. Tekanan jual inilah yang akan mengetes level support 3.300 kuat bertahan atau tidak.Secara historical, dalam tiga tahun terakhir, IHSG pada Maret selalu ditutup positif.

Weekly Chart

Weekly chart menunjukkan IHSG masih dalam posisi basing (konsolidasi) setelah mengalami koreksi tajam pada Januari 2011 lalu. IHSG perlu naik di atas level 3.630 untuk mematahkan pola head and shoulders yang saat ini statusnya masih aktif di IHSG. MA 5 Weekly pun sudah mencoba untuk kembali naik mendekati MA 20 Weekly apabila terjadi golden crossini akan sangat baik untuk IHSG. Momentum MACD Weekly juga terlihat mulai membaik selama lima pekan berturut-turut meski secara umum MACD bergerak dalam trend death cross-nya.Sementara indikator stochastic berada dalam posisi golden cross uptrending mendekati posisi centerline area.
Daily Chart :

Di sisi lain, pada daily chart IHSG terlihat bahwa support MA 20 Days dan MA 36 Days cukup kuat untuk menahan koreksi IHSG belakangan ini. IHSG juga masih aman di atas pola inverted headand shoulder-nya yang memiliki neckline di level 3.510.Selama IHSG masih mampu ditutup di atas 3.510, pola ini bisa dikatakan masih valid. Untuk indikator terlihat bahwa momentum MACD semakin melemah dan berpotensi untuk death cross apabila IHSG melemah di bawah level 3.470. Indikator stochastic juga masih dalam posisi death cross serta keluar dari overbought area. Support IHSG saat ini berada di level 3.470–3.480 dan resistan di level 3.600–3.630.

BILLY BUDIMAN
Head of Technical Analyst
PT Batavia Prosperindo Securities

No comments:

Post a Comment