Cash Flow

Istilah cash flow sudah terlalu sering didengar dalam setiap kali perbincangan yang berbau bisnis. Mulai dari mereka yang bisnis di pinggir jalan, dagang eceran, asongan hingga mereka yang bisnisnya dikendalikan dari gedung-gedung pencakar langit yang mentereng selalu bicara soal cash flow. Apapun bisnisnya, cash flow kuncinya. Lantas, apa yang disebut dengan cash flow?
Cash flow jika di-Indonesiakan berarti arus kas, atau ada juga yang menyebut aliran kas. Cash flow bisa dibilang istilah keren dalam dunia bisnis. Apapun jenis bisnisnya, Anda tidak mungkin lepas dari masalah cash flow.
Begitu Anda mulai bicara soal bisnis, hampir tidak mungkin Anda tidak bicara cash flow. Ia sangat strategis, memegang peranan vital dalam aktifitas atau operasional perusahaan. Bahkan di rumah tangga bahkan tingkat individu sekalipun, masalah cash flow tidak luput dari bahan perbincangan.
Di level individu misalnya. Saat kalender sudah menunjukkan tanggal tua, banyak orang yang mengeluh kantongnya tipis, cekak, seret, atau berbagai istilah lain yang menggambarkan betapa uang yang dipegang di tangan sudah tinggal sedikit, sementara pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan tidak bisa dihentikan.
Orang-orang yang seperti ini memiliki masalah dalam pengelola arus kas pribadinya atau cash flow-nya. Orang yang pintar mengatur cash flow ia selalu berhitung kapan uang harus keluar dan untuk apa pengeluaran dilakukan.
Jika kebutuhan bisa ditunda, maka ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan itu saat ini. Dengan begitu, cash flow-nya selalu terjaga dan kebutuhan utama (pokok) bisa terpenuhi.
Penambahan pengeluaran hanya dilakukan jika ada penambahan pendapatan, sehingga antara pengeluaran dan pendapatan selalu terjaga dalam kondisi yang stabil atau sehat.
Nah, kira-kira pola pengelolaan keuangan seperti itu juga dan pasti diterapkan dalam rumah tangga, perusahaan, atau berbagai organisasi yang memperhatikan kontinuitas atau kesinambungan (going concern). Bagi perusahaan, apalagi yang sudah berstatus public company, cash flow sangat penting.
Begitu pentingnya cash flow, seorang bisnisman mengibaratkan cash flow adalah raja dalam perusahaan, bukan CEO atau board of directors ataupun board of commissioners. Alasannya sederhana, cash flow-lah yang menentukan jalannya perusahaan, hidup mati perusahaan, bukan CEO, direksi dan atau komisaris.
Jika tidak ada cash flow, direksi tidak akan bisa berbuat apa-apa. Sepintar apapun CEO atau direksi, dan secanggih apapun perencanaan dan ekspansi yang akan dilakukan, jika tidak didukung cash flow yang sehat maka semua itu tidak ada artinya.
Karena itu, dalam kaitan dengan publikasi laporan keuangan emiten 2010 yang berakhir pada 31 Maret lalu, sebaiknya perhatian investor atau pelaku pasar jangan cuma tertuju ke masalah klasik seperti neraca keuangan (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement).
Dua hal itu memang penting dalam laporan keuangan, tapi hal yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah laporan arus kas (cash flow). Cash flow adalah bagian yang tidak boleh dilewatkan.
Mengapa? Kesalahan yang sering terjadi adalah adanya anggapan atau asumsi bahwa jika pendapatan dan laba naik atau meningkat bagus, performance perusahaan juga ikut bersinar. Asumsi seperti ini terkadang suka menjebak pemikiran banyak orang.
Sebab, meningkatnya pendapatan dan laba tidak selalu menunjukkan kondisi cash flow yang bagus. Ada perusahaan yang dari sisi neraca dan laba rugi bagus, ternyata cash flow-nya jeblok, kering kerontang.
Cash flow ibarat energi bagi sebuah perusahaan. Semakin kecil energi yang tersimpan berarti semakin terbatas daya gerak perusahaan tersebut. Selanjutnya bisa dibayangkan, apa yang bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan yang energinya terbatas? Mau belanja modal tidak bisa, mau ini dan itu juga tidak mampu.
Jika kondisi cash flow tidak dikelola dengan baik, perusahaan seperti ini tinggal menghitung hari. Nah, Anda tentu tidak ingin membeli saham perusahaan seperti ini bukan? Karena itu dalam analisa laporan keuangan, jangan lupa simak cash flow perusahaan.
No comments:
Post a Comment